Foto: Kunjungan di Bandara Internasional Minangkabau
Kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa angkatan 2021, khususnya konsentrasi humas Universitas pada 13 Desember 2022 banyak memperoleh pengalaman berharga, salah satunya mendatangi objek vital penerbangan Bandara serta pengetahuan terkait topik yang memang sengaja dibahas mengenai isu humas dan penanganan yang dialami dan terjadi di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Bersama narasumber, yakni Bapak Siswanto dan Fendrik (PIC Padang).
Angkasa Pura II (Sub-holdings) merupakan salah satu BUMN yang mengelola jasa kebandarudaraan. Memiliki induk in-journey, yaitu PT AFIASI INDONESIA dan Angkasa Pura II yang khusus bagian wilayah barat adalah salah satu dari PT ini. Bandara dari Angkasa Pura II ini tersebar sebanyak 21 bandara dari Aceh, Banyuwangi, Pontianak, Bandung, Soekarno-Hatta, dan sebagainya. Juga ada Angkasa Pura I pengelola bagian wilayah timur, seperti Thamrin, Mandalika, serta terdapat juga taman wisata candi yang semuanya termasuk ke dalam sub-holdings dari Angkasa Pura II. Kantor pusat Angkasa Pura II berada di Jakarta. Bandara Internasional Minangkabau juga menjadi tempat vital yang dimana pada beberapa tempatnya tidak boleh dilalui dan dimasuki oleh sembarangan orang karena ada SOP yang harus dipatuhi, termasuk wakil media (wartawan) yang ingin meliput, melakukan wawancara, dan sebagainya harus melewati mekanisme perizinan.
Di bandara juga terdapat contact center untuk memperoleh bantuan atau keluhan dari publik. Perlu diketahui juga, setiap bandara memiliki PIC kehumasannya tersendiri. Secara struktur organisasi kehumasan, terdapat dewa direksi, vice precident (membawahi departement),
official, dan manager. Di Angkasa Pura II memiliki Unit Corporate Communication.
Nah, disini juga ada media partner yang pastinya terpercaya sehingga informasi yang disampaikan nantinya bisa dipercaya, sampai ke publik dengan baik, dan terkonsep. Sekedar informasi, jumlah
khalayak yang setiap harinya beraktivitas di bandara itu kurang lebih sekitar 20.000 jiwa. Apabila terdapat krisis yang terjadi, informasi yang dimuat disampaikan melalui media digital yang terpercaya seperti twitter, instagram, maupun media partner. Angkasa Pura II menganut sistem keterbukaan informasi dan mempunyai hak klarifikasi dengan mengundang wartawan melalui press release, yang sebelumnya terlebih dahulu mendiskusikannya, mengidentifikasi isu dan krisis yang terjadi sehingga nantinya tidak salah dalam menyampaikan informasi.
Dari diskusi dan materi yang disampaikan oleh Bapak Siswanto dan Bapak Fendrik, salah seorang teman menanyakan berbagai bentuk permasalahan yang pernah dihadapi oleh Bandara Internasional Minangkabau. Hal ini tak terlepas dari jumlah pengunjung dan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di Bandara. Nah, contoh sederhananya adalah pertama, tak jauh dari sifat manusia yang mungkin tidak sesuai ekspektasi yakni yang complain dengan fasilitas dan sarana di Bandara, seperti saat waktu sholat yang over capability. Tentu saja permasalahan ini dikarenakan jumlah publik yang melebihi kapasitas. Bandara Internasional Minangkabau benar-benar menganut kearifan lokal sehingga memiliki empat prinsip, yaitu safety, security, self crisis, dan complain.
Selanjutnya, complain yang terjadi karena ketidaktahuan dari masyarakat, contohnya saat masa pandemi dimana masyarakat enggan untuk divaksin, dari permasalahan yang terjadi masyarakat complain hingga dimuat di media dan menimbulkan masalah yang ditujukan kepada BIM. Pertanyaan berikutnya, mengenai bagaimana dampak BIM ketika terjadinya pandemi Covid-19, BIM pernah mengalami di awal Maret 2020 selama satu bulan Bandara benar-benar ditutup, bisa dibayangkan sepi dan rendahnya aktivitas penerbangan yang berdampak pada ekonomi saat itu. Penerbangan yang diperbolehkan hanya tiga jenis, pesawat yang membawa obat-obatan, barang, dan untuk bencana alam. Perlahan-lahan traffic yang semula turun, naik mulai dari 25% hingga mencapai maksimal, karena fungsi bandara bukan hanya sebatas tempat landing tapi juga sebagai bandara cadangan.
Banyak strategi yang dilakukan oleh BIM untuk mengembalikan keadaan pasca pandemi dengan mengupayakan semuanya, fasilitas, menerapkan protokol kesehatan, dan sebagainya. Bandara juga meminimalisir pengeluaran untuk menyesuaikan kondisi yang ada. Bukan hal asing juga jika BIM termasuk ke dalam 4 besar bandara terbesar di Sumatra yang memiliki banyak keunggulan. Baik dari pihak yang memang fleksibel dan terbuka dalam menangani krisis. Selain itu, pihak humas dari Angkasa Pura II juga memiliki grup Whatsaap yang berisi media partner terverifikasi dan telah diseleksi, jikalau nanti ada informasi yang ingin dimuat maupun semisal ada pemberitaan yang buruk mengenai Angkasa Pura II langsung bisa ditangani. Sebagai seorang humas, harus mampu mengontrol media dan jangan sampai melakukan kesalahan yang akan berdampak pada perusahaan/instansi tersebut.